Upacara Peluncuran Indonesia-China Partnership Studies (INCHIP) yang diadakan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) hari Rabu (9/10) berlangsung meriah. Upacara tersebut dihadiri oleh Rektor UAJY, Dr. Gregorius Sri Nurhartanto, S.H., LL.M., John Wu selaku Director of Strategic Communication Huawei Indonesia, Dr. Veronika S. Saraswati selaku Direktur Saraswati Institute dan lain-lain. Kabar baik ini tidak hanya diberitakan oleh media massa di tanah air mulai dari SI Jogja, Kumparan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Indonesia Window, dan BeritaBaru.co, melainkan hingga media massa di Tiongkok seperti CRI Online, CGTN Indonesia, CGTN Indonesia China Radio International juga ikut serta menyebarkan berita ini.
INCHIP optimis dapat berkontribusi dalam memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok, seperti yang diwartakan dalam Chinanews.com, Yogya Pos. Merujuk pada KR Jogja, Kerjasama Indonesia-Tiongkok sangat dapat mendorong terwujudnya Indonesia Emas pada 2045 nanti. Hal ini juga diulas lebih lanjut oleh Antonius Sumarwan dalam tulisan di The Conversation. Selain itu, artikel yang mengulas tentang peran Tiongkok sebagai mitra penting Indonesia dalam mewujudkan “Indonesia Emas 2045” telah banyak diwartakan oleh media Tiongkok seperti XinhuaNews, Xinhua.com, Xinhuanet.com, dan China.org.cn. Kerjasama ini juga memberikan kesempatan berinteraksi antara kampus-kampus di Indonesia dan Tiongkok, sehingga mahasiswa dan dosen di Indonesia memiliki peluang besar untuk belajar ke Tiongkok. Berita mengenai kerjasama antar kampus telah terbit di Suara Merdeka Kedu dan Radar Jogja.
INCHIP juga menyoroti isu-isu internasional, seperti kunjungan Presiden RI ke-8 menuju Tiongkok, yang dianggap memberikan sinyal positif bagi kedua belah pihak. Ulasan terkait isu tersebut dapat dilihat dalam laman web China News Network. Selain itu, artikel yang membahas tentang isu potensi dan dampak kemitraan keamanan trilateral antara Australia, Inggris (UK), dan Amerika Serikat (US) (AUKUS) yang dapat memicu perlombaan senjata di kawasan Asia-Pasifik telah terbit di Global Times, Antara, dan Warta Buana. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga sudah mulai mempertimbangkan dampak dari kehadiran AUKUS bagi keamanan dan kestabilan negara mereka. Dua artikel yang mengulas dampak AUKUS di Asia Tenggara telah diterbitkan oleh Nanjing University, juga terdapat artikel serupa dalam Bahasa Mandarin.
Dalam segi ekonomi juga telah terbit artikel di Media Indonesia yang menguraikan dampak Singles Day (Hari Belanja Nasional Tiongkok) dalam mendongkrak perekonomian negara hingga mendorong rantai pasokan global. Tidak hanya tampil dalam rantai pasokan global, Tiongkok juga berkontribusi dalam mewujudkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan di wilayah Asia-Pasifik seperti yang dilaporkan oleh People.cn. Keaktifan Tiongkok dan perannya yang signifikan dalam perekonomian dunia ternyata dilandasi oleh karakteristik damai yang telah melekat dalam peradabannya. Ulasan mengenai hal tersebut dapat dilihat di China’sDiplomacy.